Tuesday, December 22, 2015

Mungkinkah Smartphone Lebih Pintar dari Otak?

Dalam beberapa tahun ini, pembuat chip Qualcomm dan Brain Corp, perusahaan yang berinvestasi di dalamnya, sedang mengerjakan platform yang mengkombinasikan hardware dan software yang bisa meniru proses otak manusia. Platform ini mereka sebut ‘Zeroth’. Tujuan dari Zeroth adalah agar mereka dapat melakukan lebih dari sekedar mengerjakan tugas-tugas yang telah diprogram. Mereka juga bisa belajar dan beradaptasi. 


Teknologi yang mengendalikan Zeroth berbasis keluarga algoritma yang disebut Deep Learning, dan telah digunakan DeepMind yang merupakan cabang dari Google untuk memprogram komputer untuk memainkan game Atari ditingkat manusia super. Software DeepLearning meniru cara otak manusia bekerja: mereka dapat dilatih untuk mengenali obyek gambar tertentu dengan memproses banyak contoh foto melalui jaringan ‘neurons’ buatan yang disusun berlapis rapi. 


Dengan kata lain, mereka mengenali gambar dengan membandingkannya dengan gambar lain di dalam memorinya, sama dengan cara Anda mengindentifiasi obyek, bahkan jika Anda tidak pernah melihat gambar yang sama sebelumnya, berdasarkan pengalaman masa lalu Anda. Di MWC 2015, Qualcomm memamerkan prototipe awal dari Zeroth. Saat diintegrasikan dengan smartphone, mereka meperagakan bagaimana Zeroth dapat meningkatkan kemampuan kamera smartphone yang sukses mengenali elemen individu gambar yang Anda ambil seperti, makanan, pemandangan kota atau teman segrup Anda, bahkan saat mereka belum berpengalaman dengan subyek yang Anda foto. 



Aplikasinya akan secara otomatis mengatur seting kamera untuk memastikan Anda dapat mengambil gambar yang terbaik. Bahkan aplikasi ini mampu menandai nama teman Anda di foto yang ambil secara langsung dengan referensi foto yang pernah Anda ambil bersama mereka sebelumnya. Qualcomm juga menuturkan, selain memproses gambar, software Zeroth dapat memungkinkan ponsel untuk mengenali pidato atau suara lainnya, dan mempelajari pola aktivitas dari sensor perangkat.



Komputasi pada level ini, yang memerlukan lebih dari sekedar tugas kerja sederhana, seharusnya memerlukan Cloud Computing untuk menyelesaikannya, tapi Qualcomm mengatakan komputasi seperti itu akan didapatkan pada sebuah ponsel. Dengan mempertahankan semua kegiatan pada tingkat lokal, Zeroth tak hanya akan menghilangkan kebutuhan akan konektivitas Internet, tapi juga memungkinkan mendapatkan feedback yang lebih cepat dan akan dialihkan dengan data yang diambil oleh sensor perangkat.

Qualcomm telah menyarankan bahwa salah satu aplikasi praktis pertama kemampuan memprediksi Zeroth akan memperpanjang masa pakai baterai perangkat dengan mempelajari cara seseorang menggunakan telepon dan belajar mereka ketika aman dapat mematikan untuk menghemat energi tanpa mempengaruhi pengalaman pengguna.

Software Zeroth terus dikembangkan untuk diluncurkan dengan SoC (Systemon-a-Chip) Qualcomm Snapdragon 820 yang mana diprediksi akan masuk masa produksi di akhir tahun ini, artinya akan tersedia pada perangkat konsumen di awal 2016. Qualcomm juga telah mengumumkan bahwa selain produsen smartphone, software Zeroth Snapdragon 820 akan ditujukan untuk produsen drone dan robot. Mudah-mudahan, platform ini hidup seperti namanya – diambil dari karya penulis fiki ilmiah Isaac Asimox ‘Zeroth Law of Robotics’: “Robot must not harm humanity



Sumber : Majalah HWM Indonesia Mei 2015

No comments:

Post a Comment